Dalam pertemuan kali ini mata kuliah Kajian Seni Rupa & Desain membahas tentang semiotika yang dikemukakan oleh Charles William Morris. Beliau adalah seorang filsuf dan ahli semiotika asal Amerika Serikat.
Semiotika CW Morris menjabarkan atau merumuskan makna tanda dalam artian Behavioristis atau Aliran Perilaku yaitu filosofi dalam psikologi yang berdiri pada proposisi bahwa apapun yang dilakukan dengan organisme termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal. Behavioristis beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tetapi tidak ada perbedaan antara proses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan). Maksudnya bahwa objek penelitian semiotika adalah suatu sikap behavioristis yang dapat diamati, serta dapat dipahami sebagai reaksi makhluk hidup atas rangsangan. Bisa dibilang objek penelitian semiotika adalah sikap dari suatu tanda.
Semiotika ilmu yang mempelajari tentang tanda. Tanda berarti sesuatu yang mewakilkan sesuatu dan bisa dikatakan sebagai pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai kiasan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan. Proses mewakilkannya itu terjadi pada saat tanda itu diartikan hubungannya dengan yang diwakilkannnya, bisa berupa bentuk atau warna, layout atau grid dalam karya desain. Proses tersebut disebut semiosis. Suatu proses dimana suatu tanda berfungsi sebagai perwakilan dari apa yang ditandainya. Hal yang menjadi fokus dalam pembelajaran semiotika disini adalah tanda itu sendiri, yaitu proses yang memadukan perbedaan yang disebut sebagai representasi dari hal yang diwakilkan yang disebut sebagai objek dari suatu tanda.
Seperti yang sudah di ketahui Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda, tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu. Semiotika memandang komunikasi sebagai pembangkitan makna dalam pesan. Makna bukanlah konsep yang mutlak dan statis yang bisa ditemukan dalam kemasan pesan. Pemaknaan merupakan proses aktif. Berbicara tentang makna, setidaknya ada tiga unsur yang mesti ada dalam setiap studi tentang makna. Ketiga unsur itu adalah: tanda, Acuan tanda, dan pengguna tanda. Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik, bisa dipersepsi indera kita; tanda mengacu pada sesuatu di luar tanda itu sendiri; dan bergantung pada pengenalan oleh penggunanya sehingga bisa disebut tanda. Pengertian tanda sebenarnya cukup rumit, bergantung pada varian dan paradigma mana yang dipakai.
Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik, bisa dianalisis oleh indera kita. Tanda mengacu pada sesuatu di luar tanda itu sendiri. Dan bergantung pada pengenalan oleh penggunanya sehingga bisa disebut tanda. Tanda adalah sesuatu yang dikaitkan pada seseorang untuk sesuatu dalam beberapa hal atau kapasitas. Salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek adalah sesuatu yang disebut sebagai tanda. Sementara interpretasi adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang panggil sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakilkan oleh tanda tersebut. Dalam KBBI penanda adalah sesuatu yang digunakan untuk memberi tanda, petunjuk, dan sifat khusus satuan kebahasaan yang menunjukkan kelas atau fungsinya. Penanda merupakan aspek material dari bahasa yaitu apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca. Penanda dapat berupa bunyi yang bermakna atau coretan yang bermakna. Petanda adalah adalah konsep makna dari penanda. Sesuatu hal yang berkaitan dan di klasifikasikan oleh pananda berarti maknanya yaitu disebut petanda.
makna paling nyata yang terdapat dalam sebuah tanda yang bersifat langsung (gambaran sebuah petanda). Hal tersebut merupakan apa yang digambarkan tanda terhadap subyek. Lalu menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan dan emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaan tempat munculnya tanda. Bila pernyataan awal merupakan apa yang digambarkan tanda terhadap subyek maka pernyataan kedua adalah bagaimana menggambarkannya. klasifikasi yang di kemukakan Morris sangat diperhatikan dalam gambaran penelitian seni rupa dan desain, karena ia mengidentifikasi tingkat sebuah penelitian, apakah dimulai dari level sintaktik (struktur dan kombinasi tanda), level semantik (makna sebuah tanda) atau atau pragmatik (penerimaan dan efek tanda pada orang atau masyarakat penerima tanda). Dan dibahasan kali ini hanya mengulas sampai ke level semantik saja.
Semiotika Sintaktik menguraikan tentang kombinasi tanda tanpa memperhatikan maknanya ataupun hubungannya terhadap perilaku subjek. sintaktik ini mengabaikan pengaruh akibat bagi subjek yang menginterpretasikan. Dalam bahasa, sintaktik merupakan tinjauan tentang perwujudan bahasa sebagai paduan dan kombinasi dari berbagai sistem tanda. Perwujudan bahasa akan dapat diuraikan secara komposisional dan ke dalam bagian-bagiannya, serta hubungan antar bagian dalamnya.
Semiotika Semantik menguraikan tentang pengertian suatu tanda sesuai dengan ‘arti’ yang disampaikan. Semiotika semantik merupakan tinjauan tentang sistem tanda yang dapat sesuai dengan arti yang disampaikan. Dalam bahasa, semantik merupakan perwujudan makna yang ingin disampaikan oleh penuturnya dan disampaikan melalui ekspresi wujudnya. Wujud tersebut akan dimaknai kembali sebagai suatu hasil persepsi oleh pendengarnya. Perwujudan makna suatu bahasa dapat dikatakan berhasil jika makna atau ‘arti’ yang ingin disampaikan oleh penutur melalui kalimatnya dapat dipahami dan diterima secara tepat oleh pendengarnya, jika ekspresi yang ingin disampaikan penuturnya sama dengan persepsi pendengarnya.
Alat-alat sintaktik diantaranya urutan kata, bentuk kata, intonasi, dan konektor. Urutan kata diartikan sebagai letak atau posisi kata yang satu dengan kata yang lain dalam suatu konstruksi sintaktik. Perbedaan dalam urutan kata dapat menimbulkan perbedaan makna. Prinsip bentuk kata sama dengan dalam kajian semantik, jika bentuk kata berbeda, maka makna akan berbeda, meskipun perbedaannya tidak jauh (sedikit). Selanjutnya, intonasi yang apabila muncul di ragam tulis tidak dapat digambarkan secara akurat sehingga menimbulkan kesalahpahaman. Intonasi bisa memiliki kemampuan permaknaan yang beranekaragam dan intonasi dapat mengubah makna. Alat yang terakhir yaitu konektor, konektor memiliki tugas menghubungkan satu konstituen dengan konstituen lain, baik yang berada dalam kalimat ataupun yang berada di luar kalimat. Konektor berbentuk konjungsi. Konektor terdiri dari konektor koordinatif dan konektor koordinatif.
Contoh sintaktik. "Kemarin, paman menawari Budi sebuah pekerjaan yang menarik". Secara sintaktik, kalimat di atas terdiri atas kata keterangan waktu kemarin yang berperan sebagai keterangan, kata benda paman yang berperan sebagai subjek, kata kerja menawari yang berperan sebagai kata kerja, kata benda Budi yang berperan sebagai objek, serta frasa sebuah pekerjaan yang menarik yang berperan sebagai pelengkap.
Contoh semantik. "Uang = Duit, Besar = Gede". Pada kata uang dan duit memiliki makna yang sama, namun dapat menunjukkan identitas kelompok yang menggunakannya. Dalam analisis semantik harus disadari bahwa bahasa adalah bersifat unik, dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan dengan budaya masyarakat pemakaiannya maka analisis semantic suatu bahasa hanya berlaku untuk bahasa itu saja, tidak dapat digunakan untuk menganalsis bahasa lain.