Jumat, 16 April 2021

Teori Panofsky dalam Karya Heri Dono

 


Kuasa-Tahta (2014) Heri Dono

PRAIKONOGRAFI

A. Karya Heri Dono

Karya Heri Dono baik berupa lukisan, instalasi, seni pertunjukan mengandung berbagai makna kritik sosial. Hal tersebut mencakup beragam persoalan dalam spektrum sangat luas, mulai dari masalah sosial, politik, kebudayaan, lingkungan dan perkembangan teknologi. Masalah-masalah itu ditampilkan secara karikatural, satir, dan parodikal.

B. Unsur-Unsur Formalistik

1. Titik

Unsur titik yang paling menonjol terdapat pada mata, telapak kaki, ujung jari serta titik di motif tambahan lain sebagai pelengkap.

2. Garis

• Garis Diagonal

Garis diagonal membentuk arah lengan yang menunjuk lengan lainnya yang terurai, kaki juga terdapat garis diagonal.

• Garis Lengkung.

Garis lengkung ada pada siku-siku lengan dan kaki yang sedang di lipat.

• Garis lurus vertikal di ujung objek dan horisontal berada pada pangkal lengan yang berwarna putih.

3. Bidang.

• Bidang segitiga

Hampir tidak ada bidang dalam lukisan ini, hanya terdapat pada gigi dari ke 3 objek yang digambarkan

• Bidang segi empat

Bidang segi empat berwarna putih membentuk alas dari lengan objek yang disebelah kanan.

4. Bentuk

Pengunaan bentuk pada karya ini berupa dua manusia pada satu tubuh (hewan menyerupai kuda berkaki empat). Manusia pertama merupakan manusia dengan mata lima, manusia ini digambarkan sebagai pemilik tubuh bagian depan pada bagian tubuhnya tertera tulisan tahta dan terdapat symbol garuda di atasnya serta pada bagian kaki tertera tulisan kuasa.

5. Warna

• Sifat warna

pewarnaan didominasi oleh warna gelap dengan teknik demikian memberi kesan dinamis.

• Perpaduan warna

Warna hijau pada lukisan dipadukan dengan warna lain seperti merah, putih, hitam; begitu pula pada warna merah, warna merah tidak dinyatakan murni merah melainkan dipadukan dengan warna-warna lain seperti hitam putih dan sedikit hijau.

6. Textur

Teksturnya adalah titik garis kasar atau halus yang tidak teratur pada suatu permukaan kanvas.

C. Prinsip Desain

1. Ukuran

Media pada lukisan ini menggunakan kanvas yang berukuran 300 cm x 200cm (Horizontal) serta memakai cat akrilik.

2. Skala

karya Heri dono tersebut di sajikan dalam komposisi horizontal.

3. Proporsi

Proporsi pada lukisan berjudul Kuasa-Tahta dengan objek memenuhi bidang kanvas.

4. Harmoni

• Kesatuan

Pilihan warna pada karya lukis Heri Dono bukan warna-warna yang murni, akan tetapi pilihan warna yang merupakan perpaduan dari warna putih dan hitam. 

• Keanekaan

Keanekaan warna di antaranya campuran warna biru pada begrond yang sedikit keputihan serta warna biru putih yang monokrom dengan warna begrond yang disapukan mengelilingi subjek

• Kontras

Kontras pilihan-pilihan warna banyak dipadukan dengan warna hitam dan putih. Apabila dicermati pewarnaan demikian tidak hanya diterapkan pada karya “kuasa-tahta”, tetapi juga pada karya lukis lainnya dengan cirihas sapuan yang ekspresif.

5. Keseimbangan 

Komposisi a simetri pada lukisan ini disusun secara menarik apabila dilihat.Kecenderungan untuk memenuhi bidang kanvas dan pemanvaatan ruang-ruang koson di isi dengan bentuk-bentuk visual yang menarik sekaligus mendukung maksud dari lukisan tersebut.

6. Irama

Irama memvisualkan terdapat tiga kotak kecil yang semuanya tergambar figur-figur manusia yang menghadap kedepan.

7. Penekanan

objek pada karya tersebut terdiri atas dua bagian yang menyatu dalam satu badan. Bagian tersebut terdiri dari bagian depan dan bagian belakang.

8. Pola dan ornamen.

tulisan tahta pada bagian atas garuda, tulisan kuasa pada bagian kaki, selain tanda tersebut pada bagian depan juga terdapat gambar kursi, manusia bersayap yang digambarkan kecil dan orang pada bagian kotak (kalung).

9. Pengulangan.

Pengulangan yang dihadirkan oleh lukisan Heri Dono menyerupai wayang, hal tersebut dapat kita lihat dari pewarnaan antara wajah dengan badan. Hal tersebut sama  dengan lukisan-lukisan lainnya.

D. Pemaknaan 

Lukisan tersebut mengajak para penikmat untuk memahami kejadian atau isu tersebut pada masa kini yang penuh dengan dilemma kekuasaan. Karya tersebut juga mewakili cara pandang, sikap serta penilaian Heri Dono terhadap isu yang berkembang belakangan pada tahun lukisan dibuat.


IKONOGRAFI

Objek yang dihadirkan oleh Heri Dono sepintas menyerupai wayang, hal tersebut dapat kita lihat dari pewarnaan antara wajah dengan badan. Hampir dalam setiap lukisannya penggambaran objek selalu demikian. Wajah digambarkan berwarna berbeda mewakili sifat tokoh yang digambarkan. selain itu, posisi yang digambar menghadap ke samping seperti bentuk wayang pada umumnya. Gaya kartun yang konyol juga dapat terlihat dari penggambaran tokoh manusia yang digarap dalam bentuk yang kecil dengan tingkah yang lucu sesuai karakter kartun. Karya Heri Dono merupakan karya yang berkualitas, ciri khas wayang dan kartun dalam ungkapan percakapan naratif merupakan karya yang memiliki nilai budaya sekaligus ungkapan yang sangat personal sehingga membuat karyanya sangat orisinil. Komposisi dan perwujudan unsur-unsur visual dalam likisan ini juga disusun dengan pertimbangan yang menarik, lukisan tersebut juga penuh dengan pesan moral meskipun dikemas dalam sebuah narasi yang penuh celotehan. Heri Dono selalu melukis dengan mengaitkan pada simbol, dan pintar dalam memanfaatkan bidang kosong menjadi unsur visual yang memiliki makna sekaligus mendukung keberadaan pesan yang ingin disampaikan dengan gaya ungkap tersebut mampu mampu membawa penikmat pada kontek yang dibawakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Seni dan Desain

Dalam jurusan Desain komunikasi visual seni dan desain adalah sesuatu yg sering kali dibahas. Prakteknya pun banyak tugas yg sudah dikerjaka...