Rabu, 24 Maret 2021

Identifikasi Objek Kajian Seni Rupa

 


Salam pagi siang sore dan malam. Pada kesempatan kali ini saya akan mengkaji karya seni rupa serta identifikasinya. Dibedakan antara seni rupa modern dan kontemporer. salah satu keresahan saya karena cukup banyak orang yang salah mengira bahwa seni rupa kontemporer lebih dulu lahir dibandingkan seni rupa modern. Padahal Seni rupa modern dan kontemporer dibedakan dari masa dimana seni tersebut berkembang. Kata modern pada seni rupa modern mewakili karya seni yang ada dan dibuat pada tahun 1860an hingga akhir 1960an. Sedangkan karya seni setelahnya baru disebut sebagai seni rupa kontemporer.


seni rupa modern

Seni rupa ini juga merupakan sebuah seni yang tercipta dari sejumlah kreativitas soerta adanya berbagai inovasi. Karya dalam sejumlah seni rupa ini juga menekankan sejumlah unsur, eksperimen dan juga pembaruan. Untuk istilah modern ini seringkali dikaitkan dengan beragam seni dan tradisi yang ada di masa lalu dan telah dikesampingkan untuk mengangkat dan membuat seni lebih maju. Seni rupa ini juga seringkali digunakan untuk memberikan kategori sebagai karya seni rupa yang dihasilkan sejak tahun 1860-an.

Romantisisme Kartono Yudhokusumo dalam Lukisan "Melukis di Taman"

Kartono Yudhokusomo adalah salah satu anggota Seniman Indonesia Muda yang dalam lukisannya ada yang bertema revolusi kemerdekaan Indonesia. Tak salah bila Kartono Yudhokusomo dijuluki “Bapak Seni Lukis Dekoratif Modern Indonesia”. Beberapa  karyanya  dikoleksi oleh Presiden Sukarno, seperti ”Pertempuran di Pengok Yogjakarta “ dan “Rekreasi di Gunung Dieng”, yang kini ikut menghiasi dinding Istana. Ada juga lukisannya yang  menjadi koleksi Galeri Nasional  di Jakarta, seperti  “Anggrek” dan “Melukis di Taman”. Beberapa karya karya lukis  lainnya ada di komunitas orang asing berkebangsaan Skandinavia, Swedia, Yugoslavia, Jepang, Belanda, dan Negara Eropah Barat. Kartono Yudhokusumo merupakan salah satu artis lukis Indonesia pertama yang melukis dengan gaya dekoratif di akhir 1940-an.

Objek Material: Lukisan "Melukis di Taman"

"Melukis di Taman” adalah judul karya Seni Lukis aliran Dekoratif Kartono Yudhokusumo, yang di buat pada tahun 1952, di tuangkan di atas kanvas berukuran 90 x 55 cm, dengan menggunakan cat minyak. Dalam lukisan ini, terlihat bagaimana corak dekoratif itu benar-benar menjadikan jiwa. Semua obyek dalam pemandangan itu digambarkan dengan rincian detail, baik yang ada di depan maupun di latar belakang yang jauh. Berbagai warna cerah pada obyek juga lebih mencerminkan intuisi Kartono daripada kenyataan yang ada di alam. Hal lain sebagai ciri aliran lukisan ini adalah penggunaan perspektif udara (aerial perspective) yang memungkinkan cakrawala terlihat ke atas dan bidang gambar menjadi lebih luas, sehingga obyek-obyek lebih banyak dapat dilukiskan.

Objek Formal: Romantisisme Kartono Yudhokusumo

Romantisisme adalah sebuah gerakan seni, sastra dan intelektual yang berasal dari Eropa Barat abad ke-18 pada masa Revolusi Industri. Gerakan ini sebagian merupakan revolusi melawan norma-norma kebangsawanan, sosial dan politik dari periode Pencerahan dan reaksi terhadap rasionalisasi terhadap alam, dalam seni dan sastra. Gerakan ini menekankan emosi yang kuat sebagai sumber dari pengalaman estetika, memberikan tekanan baru terhadap emosi-emosi seperti rasa takut, ngeri, dan takjub yang dialami ketika seseorang menghadapi yang sublim dari alam. Gerakan ini mengangkat seni rakyat, alam dan kebiasaan, serta menganjurkan epistemologi yang didasarkan pada alam, termasuk aktivitas manusia yang dikondisikan oleh alam dalam bentuk bahasa, kebiasaan dan tradisi. Ia dipengaruhi oleh gagasan-gagasan Pencerahan dan mengagungkan medievalisme serta unsur-unsur seni dan narasi yang dianggap berasal dari periode Pertengahan. Nama "romantik" sendiri berasal dari istilah "romans" yaitu narasi heroik prosa atau puitis yang berasal dari sastra Abad Pertengahan dan Romantik.

Romantisisme Kartono Yudhokusumo dalam membayangkan dunia yang utuh dan ideal. Wanita-wanita berkebaya yang bercengkerama dan berkasihan, manjadi bagian penting di antara pohon-pohon dan binatang dalam taman yang penuh warna. Hal lain yang menarik lagi yaitu pada sudut depan terlihat seorang laki-laki melukis model wanita dengan pakaian lebih modern di antara kerumunan wanita lain dalam pakaian kebaya. Hal itu menunjukkan setting sosial yang berkaitan dengan gaya hidup, juga bisa menjelaskan Romantisisme pada pelukisnya. Dalam bawah sadarnya seorang romantis selalu ingin menghadirkan dunia ideal dan kontradiksi atau berbagai kenyataan yang terpecah-pecah. Besar kemungkinan tokoh sentral dalam karya-karyanya adalah manifestasi dunia ide yang dimunculkan. Namun demikian, dalam kebanyakan aliran corak Dekoratif, ada kesadaran bahwa alam adalah kosmos dan manusia hanya merupakan setitik bagian dari padanya. Oleh karena itu, dalam lukisan ini ego Kartono yang begitu ideal pun hanya diletakkan dalam bagian kecil, dari sudut lukisan yang sarat dengan obyek dan kaya dengan warna.


seni rupa kontemporer

Seni rupa kontemporer merupakan salah satu cabang seni rupa yang udah dipengaruhi oleh dampak dari sebuah modernisasi. Seni rupa kontemporer juga bisa diartikan sebagai seni yang gak terikat oleh zaman atau aturan - aturan kuno dan selalu mengikuti trend perkembangan zaman. Jadi, menegaskan kalo seni kontemporer yaitu karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui atau pendapat yang mengatakan kalo seni rupa kontemporer adalah seni yang melawan tradisi modernisme Barat.

Cerminan Kehidupan dari Karya Made Wianta: Air Pollution

Made Wianta dilahirkan disebuah desa Apuan, Tabanan, Bali. Sudah kurang lebih 25.000 karya seni yang ia hasilkan dalam dua dekade semua itu tercipta dari hasil kreatifitas dan energinya. Semua karya seni tersebut sudah pernah di pamerkan baik nasional maupun internasional.  Ia adalah seorang seniman yang memiliki banyak bakat. Ia juga seorang seniman yang mempunyai kepedulian yang sangat besar terhadap misi perdamaian dan kepedulian sosial. Wianta sangat sadar bahwa hidup dan kreatifitasnya berasal dari seni dan budaya daerah dimana ia berasal. Buku memiliki arti penting bagi perjalanan Wianta sebagai dokumentasi yang belakangan banyak memberikan kemudahan bagi Wianta menembus pameran bergengsi di luar negeri. Tidak semua undangan dan tawaran diterima begitu saja, karena dia harus mendapatkan informasi lebih dulu seberapa bonafid tempat pameran dan reputasi penyelenggaranya. Pengalaman Wianta bekerja selama empat tahun di Belgia pada 1970-an membuatnya antisipatif dalam berbagai hal ketika akan bekerja sama dengan pihak lain untuk pameran di mana pun.

Objek Material: karya Made Wianta: Air Pollution

SEBANYAK 300 knalpot rongsokan sepeda motor dirangkai perupa I Made Wianta sehingga menyerupai pepohonan, yang batangnya bercabang urakan-semrawut ke sana-kemari. Instalasi setinggi 3,2 meter itu bertumpu pada satu pokok besi hitam berongga. Pada saat tertentu, ketika raungan mesin yang keluar dari pengeras suara menderu kencang, asap putih akan keluar, menjalar dari pokok hingga keluar di lubang-lubang knalpot. "Ini adalah cerminan hidup kita yang penuh dengan polusi," kata seniman yang sudah mendapatkan banyak penghargaan tersebut.

Objek Formal: Cerminan Kehidupan

Karya bertajuk Air Pollution tersebut merupakan cerminan kehidupan dari banyaknya penggunaan motor di Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang tentu menyebabkan polusi udara. Jumlah pertumbuhan kendaraan bermotor, ternyata, merupakan tindakan yang dapat dilihat dengan progressive contextualization (Vayda, 1986) Ketika ingin mendeskripsikan suatu pengrusakan lingkungan (terkait di sini masalah pencemaran udara akibat transportasi), terbukti, tidak terbatas hanya melihat aktor-aktor pengguna transportasi saja. Namun, kita juga dapat melihat lebih luas lagi bahwa tindakan-tindakan tersebut berdampak bagi hidup dan kehidupan. dari beberapa penyebab polusi udara yang ada, terbukti, emisi transportasi adalah sebagai penyumbang pencemaran udara tertinggi, yakni sekitar 85 persen. Hal tersebut tampak dengan jelas, mengingat, sebagian besar kendaraan bermotor menghasilkan emisi gas buang yang buruk; baik akibat perawatan yang kurang memadai, atau dari penggunaan bahan bakar dengan kualitas yang kurang baik (misalnya; kadar timbal yang tinggi). Dan knalpot-knalpot dari karya Air Pollution ini mewakilkan dampak dari banyaknya kendaraan yang menyebabkan terjadinya polusi udara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Seni dan Desain

Dalam jurusan Desain komunikasi visual seni dan desain adalah sesuatu yg sering kali dibahas. Prakteknya pun banyak tugas yg sudah dikerjaka...