MEYER SCHAPIRO
Gaya adalah bentuk emosi, media ekspresi, komunikasi yang menjelaskan nilai religi, sosial moral sehingga gaya ini adalah kreasi kolektif, bentuk sadar norma bahasa. Schapiro menyebut gaya memiliki hubungan dengan periode, sehingga suatu gaya tidak dapat dihasilkan pada periode yang lain.
Estetika Schapiro pada lukisan "Melukis di Taman" (Kartono Yudhokusumo 1952)
Seorang seniman bernama Kartono Yudhokusomo adalah salah satu anggota Seniman Indonesia Muda yang dalam lukisannya ada yang bertema revolusi kemerdekaan Indonesia. Tak salah bila Kartono Yudhokusomo dijuluki “Bapak Seni Lukis Dekoratif Modern Indonesia”. Beberapa karyanya dikoleksi oleh Presiden Sukarno, seperti ”Pertempuran di Pengok Yogjakarta “ dan “Rekreasi di Gunung Dieng”, yang kini ikut menghiasi dinding Istana. Ada juga lukisannya yang menjadi koleksi Galeri Nasional di Jakarta, seperti “Anggrek” dan “Melukis di Taman”. Beberapa karya karya lukis lainnya ada di komunitas orang asing berkebangsaan Skandinavia, Swedia, Yugoslavia, Jepang, Belanda, dan Negara Eropah Barat. Kartono Yudhokusumo merupakan salah satu artis lukis Indonesia pertama yang melukis dengan gaya dekoratif di akhir 1940-an.
Elemen Bentuk/motif
Berbagai warna cerah pada obyek juga lebih mencerminkan intuisi seniman daripada kenyataan yang ada di alam.
Hubungan bentuk
Wanita-wanita berkebaya yang bercengkerama dan berkasihan, manjadi bagian penting di antara pohon-pohon dan binatang dalam taman yang penuh warna. Hal lain yang menarik lagi yaitu pada sudut depan terlihat seorang laki-laki melukis model wanita dengan pakaian lebih modern di antara kerumunan wanita lain dalam pakaian kebaya. Hal itu menunjukkan setting sosial yang berkaitan dengan gaya hidup, juga bisa menjelaskan Romantisisme pada pelukisnya.
Kualitas
Dalam bawah sadarnya Kartono Yudhokusumo selalu ingin menghadirkan dunia ideal dan kontradiksi atau berbagai kenyataan yang terpecah-pecah. Besar kemungkinan tokoh sentral dalam karya-karyanya adalah penuangan dari dunia ide yang dimunculkannya.
Namun demikian, dalam kebanyakan aliran corak Dekoratif, ada kesadaran bahwa alam adalah sebuah inspirasi dan manusia hanya merupakan setitik bagian dari padanya. Oleh karena itu, dalam lukisan ini ego Kartono yang begitu ideal pun hanya diletakkan dalam bagian kecil. Dari sudut lukisan yang sarat dengan obyek dan kaya dengan warna-warna cerah. Menunjukan aliran seni dekoratifnya yang sangat melekat sehingga siapapun bisa dapat menebak bahwa lukisan tersebut adalah karya dari Kartono.
Estetika Schapiro pada Karya Made Wianta: Air Pollution
Made Wianta merupakan seorang seniman yang mempunyai kepedulian yang sangat besar terhadap misi perdamaian dan kepedulian sosial. Wianta sangat sadar bahwa hidup dan kreatifitasnya berasal dari seni dan budaya daerah dimana ia berasal. Buku memiliki arti penting bagi perjalanan Wianta sebagai dokumentasi yang belakangan banyak memberikan kemudahan bagi Wianta menembus pameran bergengsi di luar negeri. Tidak semua undangan dan tawaran diterima begitu saja, karena dia harus mendapatkan informasi lebih dulu seberapa bonafid tempat pameran dan reputasi penyelenggaranya. Pengalaman Wianta bekerja selama empat tahun di Belgia pada 1970-an membuatnya antisipatif dalam berbagai hal ketika akan bekerja sama dengan pihak lain untuk pameran di mana pun.
Elemen bentuk/motif
300 knalpot rongsokan sepeda motor dirangkai sehingga menyerupai pepohonan. Yang batangnya bercabang urakan-semrawut ke sana-kemari. Instalasi setinggi 3,2 meter itu bertumpu pada satu pokok besi hitam berongga.
Hubungan bentuk
Karya bertajuk Air Pollution tersebut merupakan cerminan kehidupan dari banyaknya penggunaan motor di Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang tentu menyebabkan polusi udara.
Kualitas
Seniman asal Bali tersebut membuat salah satu karyanya berupa kumpulan knalpot motor yang dibentuk menyerupai bola. Karya kontemporer Air Pollution tersebut terinspirasi dari banyaknya penggunaan motor di Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang tentu menyebabkan polusi udara.
knalpot-knalpot tersebut masih memiliki asap. Made memang seroang seniman yang kerap menyorot masalah lingkungan dan tanggung jawab sosial.
Made Wianta menilai penggarapan karya seni rupa belakangan ini kurang menawarkan sisi kebaruan dan kreativitas karena tersandera oleh "standarisasi nilai" akibat arus globalisasi. Menurut dia, karya seni rupa sekarang ini cenderung mengarah kepada motif-motif abstrak, realis, impresionis, ekspresionis, surealis dan wayang, dan kurang menawarkan sisi kebaruan dan kreativitas. Olehkarenanya Ia membuat terobosan karya seni yang menghadirkan cerminan kehidupan akibat banyaknya kendaraan bermotor yang menyebabkan polusi udara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar